Pemerintah Diminta Beri Peluang Penerbangan
Jumat, 19 Juli 2019 | Dibaca 67 kali
Banda Aceh, (Analisa). Anggota DPD RI Perwakilan Aceh Ghazali Abbas Adan meminta Pemerintah Indonesia memberikan peluang kepada maskapai swasta Air Asia untuk membuka rute penerbangan baru yaitu Banda Aceh – Jakarta. Hal itu dikarenakan rute Banda Aceh-Jakarta tidak termasuk dalam rute tiket murah yang diterapkan oleh Lion Air dan Citilink.
Anggota Komite IV yang membidangi keuangan dan anggaran itu menambahkan, dalam beberapa bulan terakhir cukup banyak masyarakat Aceh yang pulang pergi ke Jakarta melalui Kuala Lumpur dengan pesawat Air Asia. Karena memang ongkosnya lebih murah dibandingkan dengan penerbangan domestik rute dalam negeri. Kendati pun harus dengan waktu tempuh yang lebih lama, tetapi ongkosnya lebih hemat.
“Berita yang menggembirakan bagi masyarakat Aceh tentang rencana perusahan jasa penerbangan Air Asia yang akan membuka rute Aceh-Jakarta. Kegembiraan ini sangatlah beralasan karena membayangkan ongkosnya akan lebih murah dibandingkan dengan perusahaan jasa penerbangan nasional di rute yang sama,” ujar Ghazali Abbas, Selasa (16/7), menyikapi rencana Air Asia membuka rute domestik baru di Indonesia, terutama Banda Aceh-Jakarta.
Senator Aceh ini mengharapkan otoritas penerbangan nasional dapat segera merespons positif terhadap rencana Air Asia tersebut. Sekaligus ikut berperan meringankan masyarakat untuk pulang pergi Banda Aceh-Jakarta dengan ongkos yang lebih ringan dan waktu tempuh yang normal.
Dikatakannya, sangat aneh apabila pemerintah Indonesia yang dalam hal-hal tertentu sudah berusaha memberi kemudahan dan keringanan hidup bagi warga negaranya, akan tetapi tidak memberikan hal yang sama berkaitan dengan jasa penerbangan.
Mantan anggota MPR/DPR RI mewakili daerah Aceh periode 1992-2004 ini menambahkan, di sisi lain, pimpinan perusahaan penerbangan domestik haruslah rela dengan rencana Air Asia itu. Karena memang perusahaan penerbangan domestik tidak kunjung menurunkan harga jasa penerbangannya kepada masyarakat, khususnya bagi pengguna jasa penerbangan Banda Aceh-Jakarta.
“Sangat tidak manusiawi dan bahkan terkesan kapitalistik a-nasionalis ketika tidak mau atau tidak mampu memberi kemudahan dan keringanan kepada saudara sebangsanya. Akan tetapi dalam waktu yang bersamaan juga tidak rela kalau ada pihak lain yang mau dan mampu memberikannya,” katanya.
"Mudah-mudahan perusahaan penerbangan domestik di Indonesia tidak demikian karakter dan perilakunya, karena bertentangan dengan doktrin nilai-nilai kemanusiaan yang terdapat dalam dasar dan ideologi negara Indonesia Pancasila,” pungkas Ghazali. (irn)
Terkini

Senin, 16 Desember 2019