Ribuan Massa Rumania Protes Pembalakan Liar
Selasa, 12 November 2019 | Dibaca 616 kali

Inquam Photos/Octav/Ganea Via Reuters
ILLEGAL logging (pembalakan liar) merupakan kegiatan penebangan, pengangkutan dan penjualan kayu sehingga menjadi bentuk ancaman faktual disekitar perbatasan yang tidak sah atau tidak memiliki izin dari otoritas setempat.
Walaupun angka penebangan liar yang pasti sulit didapatkan karena aktivitasnya yang tidak sah, beberapa sumber tepercaya mengindikasikan bahwa lebih setengah semua kegiatan penebangan liar di dunia terjadi di wilayah-wilayah daerah aliran sungai Amazon, Afrika Tengah, Asia Tenggara, Rusia dan beberapa negara-negara Balkan.
Di Brasil, 80% dari penebangan di Amazon melanggar ketentuan pemerintah. Korupsi menjadi pusat dari seluruh kegiatan penebangan ilegal tersebut.
Produk kayu di Brasil sering diistilahkan dengan "emas hijau" dikarenakan harganya yang mahal (Kayu mahogani berharga 1.600 dolar AS per meter kubiknya). Mahogani ilegal membuka jalan bagi penebangan liar untuk spesies yang lain dan untuk eksploitasi yang lebih luas di Amazon.
Praktik pembalakan liar dan eksploitasi hutan yang tidak mengindahkan kelestarian, mengakibatkan kehancuran sumber daya hutan yang tidak ternilai harganya, kehancuran kehidupan masyarakat dan kehilangan kayu senilai US$ 5 miliar, di antaranya berupa pendapatan negara kurang lebih US$1.4 miliar setiap tahun.
Kerugian tersebut belum menghitung hilangnya nilai keanekaragaman hayati serta jasa-jasa lingkungan yang dapat dihasilkan dari sumber daya hutan. Penelitian Greenpeace mencatat tingkat kerusakan hutan di Indonesia mencapai angka 3,8 juta hektaree pertahun, yang sebagian besar disebabkan aktivitas illegal logging (Johnston, 2004).
Hutan asli terakhir
Terkait pembalakan liar, kini ribuan massa Rumania turun ke jalan di ibu kota Bucharest dan kota lainnya pada Minggu (3/11) memprotes maraknya penebangan liar, yang diyakini menjadi penyebab tewasnya dua petugas kehutanan dalam dua bulan belakangan.
Di pusat kota Bucharest sekitar 4.000 orang turun ke jalan menuju Kementerian Kehutanan dan Perairan, lapor stasiun TV lokal, sambil menabuh drum dan meneriakkan "Hutan kami bukan komoditas Anda," dan "Pencuri".
Aksi protes, yang diadakan Greenpeace Rumania dan kelompok lingkungan lainnya, menuntut penyelidikan menyeluruh atas kematian dan penyerangan petugas kehutanan, serta pembaruan sistem pendeteksi pembalakan liar otomatis dan legislasi yang lebih ketat.
Federasi serikat buruh Silva menyebutkan enam petugas kehutanan tewas dalam beberapa tahun terakhir, sementara 650 petugas lainnya dipukuli, diserang dengan kapak atau pisau atau bahkan ditembak setelah menangkap pelaku pembalakan liar dalam tindakan tersebut.
Petugas kehutanan Raducu Gorcioaia ditemukan tewas di dalam mobilnya dengan luka di bagian kepala pada 12 September di dekat hutan di daerah Iasi, Rumania timur. Sementara itu petugas lainnya, Liviu Pavel Pop, ditembak mati di daerah Maramures pada 16 Oktober. Polisi masih menyelidiki kematian keduanya.
Rumania, yang menjadi rumah bagi sejumlah hutan asli terakhir yang tersisa di Eropa dan beranekaragam satwa liar, kehilangan sekitar tiga hingga sembilan hektare hutan per jam akibat pembalakan liar, demikian studi Greenpeace. Aksi protes juga terjadi di sejumlah kota lain Rumania pada Minggu, dengan massa membawa spanduk bertuliskan "Darurat iklim" dan Selamatkan hutan". (anc/rtr/tst/es)
Terkini

Rabu, 11 Desember 2019