Tinjauan Sepekan Pasaran Komoditas Internasional
Senin, 9 Juli 2018 | Dibaca 123 kali

Reuters
London, (Analisa). Pasaran komoditas cenderung melemah terutama dipicu oleh penguatan dolar AS.
Di AS, dolar AS menguat setelah rilis data penyerapan tenaga kerja negara itu menunjukkan peningkatan dan pertumbuhan gaji yang bagus. Mata uang Negeri Paman Sam juga sempat bertahan di rekor tertinggi selama hampir satu tahun penuh berkat prospek penaikan suku bunga Federal Reserve (Fed) pada Kamis. Fed telah menaikkan suku bunga untuk kedua kalinya tahun ini pada Juni dan mengisyaratkan akan menaikkan suku bunga sebanyak empat kali tahun ini.
Kondisi dolar AS yang menguat berdampak menggerus pasaran sebagian besar komoditas global yang berdenominasi dalam mata uang tersebut, karena membuat harga lebih mahal bagi negara-negara bermata uang non-dolar AS.
Perkembangan pasaran beberapa komoditas utama di pasar internasional pekan lalu, dapat disimpulkan sebagai berikut:
E M A S
Pasaran: Menguat. Harga emas meningkat didukung oleh daya beli perusahaan-perusahaan perhiasan yang kuat meskipun pasaran logam mulia ini cenderung melemah secara global.
Harga emas sempat tergerus namun berbalik naik menyusul pelemahan dolar AS pada Jumat. Kondisi mata uang Negeri Paman Sam yang lemah menopang emas dan membuat logam mulia ini menjadi lebih murah bagi para investor negara-negara bermata uang non-dolar AS.
Menurut Josh Graves dari RJO Futures, emas butuh faktor pendukung selain perang dagang AS-Tiongkok untuk mendorong kenaikan harga lebih tinggi, seperti volatilitas pasar ekuitas, pelemahan data ekonomi AS dan sentimen Federal Reserve AS (Fed) yang tidak agresif dalam menaikkan suku bunga (dovish).
Di London, harga ditutup $1.255,35 per ounce Jumat, naik dari $1.250,45 harga sepekan lalu.
Di Comex New York, kontrak Agustus 2018 ditutup $1.255,80 per ounce Jumat, naik dari $1.254,50 harga sepekan lalu.
P E R A K
Pasaran: Melemah. Harga perak merosot dipicu oleh penurunan pembelian unit-unit industri dan perusahaan pembuat koin.
Menurut para trader kenaikan harga emas belum mampu menopang pasaran perak, karena tren pelemahan global membatasi laju harga. Harga logam mulia ini juga tertekan oleh aksi beli spekulatif.
Di London, harga spot ditutup $16,01 per ounce Jumat, turun dari $16,09 harga lalu.
Di New York, kontrak September 2018 ditutup $16,07 per ounce Jumat, turun dari $16,20 harga sepekan lalu.
T I M A H
Pasaran: Melingsir. Harga timah masih rendah di tengah tren pelemahan harga logam dasar industri, meskipun beberapa logam di antaranya mencatatkan kenaikan.
Prospek jangka menengah pasaran logam industri-termasuk timah-memang tidak suram (bearish). Tren penurunan harga pada tahun ini diasumsikan sebagai penyesuaian pasar yang juga terjadi pada 2016 dan 2017.
Prospek berkurangnya pasokan masih menjadi risiko yang berkelanjutan. Sikap perdagangan AS yang semakin proteksionis menekan kepercayaan konsumen. Sampai ketegangan perdagangan antara raksasa ekonomi dunia itu mereda dengan negara-negara mitra dagangnya, para pembeli mungkin urung meningkatkan permintaan timah mereka.
Di LME, kontrak timah tiga bulan ditutup $19.325 per ton Jumat, turun dari $19.675 harga sepekan lalu.
Di pasar timah Kuala Lumpur, harga spot ditutup $19.370 per ton Jumat, turun dari $19.700 harga sepekan sebelumnya.
MINYAK MENTAH
Pasaran: Melonjak. Harga minyak beringsut lebih tinggi dan diproyeksikan segera mencapai 100 dolar AS per barel.
Gubernur Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) Iran, Hossein Kazempour, mengemukakan kepada Reuters harga minyak akan segera mencapai 100 dolar ASD per barel karena keterbatasan pasokan yang dipicu oleh Presiden AS Donald Trump.
Menurut Kazempour, pernyataan Trump pada laman Tweeter resminya yang di satu sisi menyanjung kesediaan Arab Saudi untuk meningkatkan produksi minyak hingga 2 juta barel dan di sisi lain menekan negara-negara sekutu Eropanya untuk berhenti membeli minyak dari Iran, hanya sikap yang keliru dan sia-sia.
Di London, kontrak Brent untuk Juni ditutup menjadi $77,20 per barel Jumat, naik dibandingkan dengan $74,05 harga sepekan lalu.
Di New York, kontrak New York Merchentile Exchange untuk Mei ditutup $72,92 per barel, naik dari $66,34 harga sepekan sebelumnya.
K A R E T
Pasaran: Merosot. Harga karet melingsir dipicu oleh pasaran karet alam yang anjlok ke level rendah. Dalam upaya mendorong kenaikan harga, otoritas karet terkait menyatakan kebijakan karet telah disiapkan guna meningkatkan keuntungan para petani karet.
Pengamat pasar berpendapat, upaya-upaya yang jelas perlu dilakukan untuk mendorong gairah para petani karet kecil, agar mereka tidak beralih ke komoditas pertanian lainnya.
Saat produksi industri ban melonjak, produksi karet juga harus didukung penuh untuk memenuhi permintaan.
Pesatnya pembangunan jalan-jalan tol di sejumlah kota besar yang mendorong permintaan kendaraan bermotor, diharapkan mampu menopang pasaran karet guna mendukung produksi industri ban.
Di Tokio, kontrak benchmark Juli 2018 ditutup 164,3 yen/kg pada Jumat, turun dari 168,5 yen harga sepekan lalu.
Di Singapura, TSR-20 Agustus 2018 ditutup $129,3/kg, turun dari $132,1 harga sepekan lalu.
Di Thailand, STR-20 Juli 2018 ditutup $1,33/kg, turun dari $1,37 harga sepekan lalu.
K O P I
Pasaran: Melemah. Harga kopi merosot tertekan oleh aksi beli spekulatif menyusul prospek lonjakan produksi biji kopi dari salah satu negara produsen kopi terbesar dunia, Brazil.
Di samping itu, para trader mengatakan ekspektasi surplus global juga turut menggerus pasaran harga komoditas ini.
Di London, kontrak Robusta September 2018 ditutup $1.639,0 per ton Jumat, turun dari $1.691,0 harga sepekan lalu.
Di New York, kontrak September 2018 ditutup $109,15 per ton Jumat, turun dari $115,60 harga sepekan lalu.
K A K A O
Pasaran: Tidak menentu. Harga kakao beragam namun cenderung menguat didukung oleh pelemahan dolar AS dan daya beli pasar yang stabil.
Menurut para dealer, sentimen pasar saat ini bagus dengan ekspektasi positif data penggilingan biji kakao dari Eropa, Asia dan Amerika Utara yang akan dirilis pada akhir bulan ini.
Di London, kontrak September 2018 ditutup £1.813,00 per ton Jumat, naik dari £1.818,00 harga sepekan lalu.
Di New York, kontrak September 2018 ditutup $2.482,00 per ton, melonjak dari $2.460,00 harga sepekan lalu.
G U L A
Pasaran: Merosot. Harga gula melemah di tengah tren kelebihan pasokan. Namun, pasaran harga komoditas ini masih didukung oleh proyeksi penurunan produksi di Uni Eropa untuk periode 2018/2019 menjadi hanya 20,1 juta ton dibandingkan proyeksi sebelumnya yang mencapai 20,4 juta ton.
Di London, kontrak gula putih untuk Oktober 2018 ditutup $330,20 per ton Jumat, turun dari $349,20 harga sepekan lalu.
Di New York, kontrak gula mentah untuk Oktober 2018 ditutup 11,48 sen per lb, turun dari 12,16 sen harga sepekan lalu. (AFP/RM/AP/BT/FXS/asri)
Terkini

Minggu, 17 Februari 2019