Harga Ikan Anjlok dan Permintaan Sepi
Rabu, 13 November 2019 | Dibaca 78 kali
Imbas Bangkai Babi

(Analisa/ledi) HARGA ANJLOK: Masyarakat enggan mengkonsumsi ikan laut pasca ditemukan bangkai babi di sungai dan danau. Permintaan konsumen merosot dan harga anjlok.
Medan, (Analisa). Pasca ditemukannya bangkai babi di sungai Bederah dan Danau Siombak membuat ikan laut tak laku di pasaran. Tidak hanya permintaan yang sepi, tapi harga juga anjlok.
Akibatnya pedagang menjerit. Sebab sejak sepekan terakhir, omset terus merosot. Bahkan sampai membuang mencapai puluhan kg, ikan tidak layak konsumsi lagi. Sehingga menyebabkan kerugian.
Seperti pengakuan sejumlah pedangan ikan laut di Pusat Pasar Tradisional Medan, Rabu (13/11), akibat bangkai babi tersebut, penjualan merosot hingga 50%.
"Sejak isu bangkai babi dibuang ke sungai dan danau, yang beli ikan sepi. Padahal ikan ini belum tentu makan bangkai babi. Dari mana ikan-ikan ini bisa makan babi, karena kita memasoknya dari Aceh," ujar W Marpaung, pedagang ikan laut yang mengaku sudah 40 tahun menekuni usaha tersebut.
Marpaung menuturkan selama ini selalu memasarkan ikan laut yang dipasoknya dari Aceh. "Kita tidak ada jual ikan dari Belawan, dan hampir 90% ikan yang dijual di Medan didatangkan dari Aceh. Karena kalau dari Belawan, kita tidak sanggup. Mahal," ujarnya, dan ikan asal Belawan ini banyak dipasarkan ke luar kota.
Hal senada diungkapkan pedagang lainnya, Aris. Dia mengaku sejak banyak daging babi ditemukan di sungai dan danau, membuat pembeli enggan membeli ikan. "Sekarang ini, sepi. Bahkan ada pembeli yang nggak beli ikan, katanya haram," ujarnya.
Baik Aris maupun Marpaung mengaku alasan masyarakat enggan membeli ikan karena khawatir bangkai babi tersebut dikonsumsi ikan-ikan yang dipasok. Padahal sangat tidak logika, sebab ikan-ikan yang dipasarkan tersebut dipasok dari Aceh.
Dia menambahkan, sejak banyak bangkai babi ditemukan, harga menjadi anjlok. Seperti ikan dencis dungun dipasarkan diharga Rp15.000/kg hingga Rp18.000/kg. Padahal, biasanya dikisaran diharga Rp25.000/kg hingga Rp30.000/kg.
Kemudian ikan bawal ukuran kecil dipasarkan diharga Rp25.000/kg, padahal biasanya Rp35.000/kg. Ikan tongkol Rp25.000/kg naik dari biasanya, Rp15.000/kg. "Sekarang ini makin parah. Ini sudah enam hari seperti ini," ujarnya.
Marpaung menuturkan, dalam kondisi normal, biasanya ikan yang dipasarkan dalam setengah hari sudah meraup omset Rp500.000. "Tapi saat ini, setengah hari penjualan kita baru Rp30.000," ujarnya.
Pedagang lainnya, Ronal Sagala mengatakan akibat bangkai babi tersebut, penjualan ikan laut semakin merosot. Ronal mengaku, ikan laut yang dipasarkannya ini dipasok dari Sibolga. Sehingga tidak mungkin terpapar bangkai babi. Namun, keengganan konsumen membeli ikan membuat harga jual anjlok.
Namun berbeda dengan ikan yang dibudidayakan seperti lele. Selain permintaan yang meningkat, harganya cenderung bergerak naik sejak 4 hari terakhir.
Aris yang juga menjual ikan lele menyebutkan dengan isu bangkai babi ini membuat melonjak dari harga Rp18.000/kg menjadi Rp22.000/kg.
"Setiap hari kita sediakan 100 kg, biasanya, baru habis terjual sore hari. Tapi dengan isu bangkai babi, siang hari ikan lele ini sudah habis terjual," ujarnya.
Secara terpisah salah satu peternak lele di kawasan Lubuk Pakam, Agus Suwito mengatakan sepekan terakhir harga ikan lele bergerak naik. "Setelah ada isu bangkai babi ini, harga jual lele naik. Sekarang sudah Rp17.000/kg, biasanya masih diharga Rp13.000/kg," ujarnya. (ldi)
Terkini

Rabu, 11 Desember 2019