Masyarakat Diminta Mencari Sumber Penularan
Kamis, 18 Juli 2019 | Dibaca 116 kali
Cegah Terpapar Virus Hepatitis B

(Analisa/hendra irawan). Sumber Penularan: Dr dr Gontar Alamsyah Siregar, SpPD, K-Geh menjabarkan pentingnya masyarakat mencari sumber penularan Hepatitis B agar bisa dicegah sejak awal, Rabu (17/7).
“Ada banyak penyebab seseorang tertular Hepatitis B, seperti menghindari kontak seksual dengan penderita Hepatitis B, menghindari pembuatan tato dan tindik, jangan berbagi barang pribadi, seperti pisau cukur atau sikat gigi dengan penderita. Sebab jika penyakit ini sudah komplikasi dan meningkat menjadi penyakit hati, hingga sirosis (pengkerutan) hati, semakin sulit diobati meski tetap ada harapan,” tegas Prof Dr dr Gontar Alamsyah Siregar, SpPD, K-Geh dalam seminar kesehatan yang digelar Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (FK USU) bekerja sama dengan RS Permata Bunda di ruang Delima rumah sakit tersebut, Rabu (17/7).
Didampingi Direktur RS Permata Bunda dr Djamaluddin Sambas MARS dan Dewan Pengawas Helmi Adiputra, dia menambahkan, upaya itu penting dilakukan sebab tidak ada pengobatan khusus bagi penderita Hepatitis B akut. Perawatan ditujukan hanya untuk menjaga kenyamanan dan keseimbangan gizi yang memadai, memperbanyak istirahat di tempat tidur, mengonsumsi makanan sehat dan minum banyak cairan sebagai pengganti cairan yang hilang akibat muntah dan diare.
Diperkirakan, kata Gontar, sepertiga populasi dunia terpapar virus ini dan 350-400 juta orang di antaranya mengidap Hepatitis B. Sekitar 600.000 orang meninggal setiap tahun akibat Hepatitis B akut atau kronis.
“Sementara di Indonesia, berdasarkan riset kesehatan dasar (Rikesda) 2017, prevalensi pengidap Hepatitis B mencapai 7,1 persen. Angka pengidap Hepatitis B pada populasi sehat diperkirakan mencapai 4-20,3 persen dan penderita di luar Jawa lebih banyak. Sedangkan di Sumut, data rincinya belum didapat namun secara keseluruhan, penderita Hepatitis B menurun meski tidak signifikan.
Terlambat
Dia menerangkan, umumnya pasien Hepatitis B terlambat didiagnosis karena penyakit ini sering tidak mempunyai gejala. Padahal, penyakit ini cenderung berbahaya. Buktinya, satu dari empat orang dewasa dengan Hepatitis akan meninggal akibat kanker hati maupun sirosis hati.
Kalaupun memang ada gejala, di antaranya kulit dan mata menguning, urin gelap, kelelahan ekstrem, mual, muntah dan nyeri perut yang dapat berlangsung beberapa minggu hingga enam bulan.
Terkait kelompok yang berisiko tinggi terkena Hepatitis B, Gontar menjabarkan yakni orang dengan perilaku seks berisiko tinggi, keluarga atau orang yang hidup serumah dengan orang yang terinfeksi, pengguna obat suntik, donor dan recipent darah, orang dengan pekerjaan berisiko tinggi dari infeksi virus ini yakni petugas kesehatan, serta berwisata ke negara dengan tingkat Hepatitis B yang tinggi.
Sedangkan penularan, katanya, virus Hepatitis B bisa melalui beberapa faktor, seperti kelahiran atau menyebar dari ibu yang terinfeksi kepada bayinya, berhubungan seks dengan pasangan yang terinfeksi, berbagi barang seperti pisau cukur atau sikat gigi dengan orang yang terinfeksi, kontak langsung dengan darah atau luka terbuka dari orang-orang terinfeksi, terkena paparan atau percikan daerah dari jarum suntik dan peralatan tajam lainnya, orang menggunakan tindikan dan tato dengan peralatan tidak steril, pasien gagal ginjal yang menjalani Hemodialisis bertahun-tahun.
Sementara, Helmi Adiputra mengaku sangat mendukung kegiatan tersebut sebab bisa menambah pengetahuan masyarakat awam dan para perawat tentang Hepatitis B.
“Apalagi, kegiatan ini bertema ‘Pengabdian Masyarakat dan Seminar Awam Hepatitis B”, tentunya kami menyambut baik. Bahkan ke depan, kegiatan sejenis akan terus dilaksanakan dan bekerja sama dengan sejumlah pihak,” tegasnya. (hen)
Terkini

Senin, 16 Desember 2019